Sunday, October 19, 2014

Cara Ternak Cucak Ijo

Penangkaran burung cucak ijo
Penangkaran burung cucak ijo
Cara ternak cucak ijo - Beternak burung cucak ijo diperlukan indukan jantan yang sehat, tidak cacat dan bersuara gacor dengan perkiraan umur diatas 2 tahun. Dan untuk burung cucak ijo betina dapat dipilih yang masih berusia diatas 1 tahun, bertubuh mulus tidak cacat dan telah mau bersuara bila didekatkan dengan burung jantan. Untuk pemilihan indukan jantan dan betina ini dapat dipilih burung yang telah jinak atau burung yang telah tidak takut lagi dengan manusia.

Bila calon indukan telah didapatkan, sekarang kita akan memasuki proses penjodohan. Pada proses ini burung cucak ijo dapat ditempatkan dalam kandang perjodohan yang berupa kandang bersekat yang sekatnya dapat dilepas sewaktu-waktu. Atau bila belum mempunyai kandang tersebut dapat dengan menempelkan sangkar harian burung jantan dan betina selama masa perjodohan.
Fungsi penggunaan kandang bersekat atau penempelan sangkar kedua burung tersebut ialah untuk menaikan birahi sang jantan, yang diawali dengan kicauan burung jantan yang selalu diarahkan pada si burung betina dan bila si burung betina menanggapi kicauan burung jantan dengan suara khasnya (siulan) maka berarti proses perjodohan dapat dikatakan 75% berhasil, tinggal mencoba menyatukan kedua burung tersebut dalam satu kandang atau bila memakai kandang bersekat tinggal menarik sekatnya untuk memantau apakah si burung telah benar-benar berjodoh. Lamanya proses perjodohan ini tergantung dari kondisi birahi masing-masing burung bahkan dapat memakan waktu lama bila salah satu dari burung tersebut belum benar-benar dalam kondisi birahi.
Tips agar burung cucak ijo cepat berjodoh
  • Hari pertama berikan ekstra fooding (EF) yang lebih dari biasanya, seperti: jantan dan betina diberikan EF berupa jangkrik 10 ekor dan cacing 10 ekor untuk menaikan birahinya.
  • Hari kedua berikan ekstra fooding (EF) yang sama untuk si jantan sementara untuk pemberian EF pada betina dikurangi setengahnya.
  • Hari ketiga pemberian ekstra fooding (EF) untuk burung jantan ditambah sementara pemberian EF untuk burung betina dihilangkan, bertujuan supaya pada waktu si jantan birahi dia akan mencoba memainkan EF tersebut di mulutnya dan si betina yang kelaparan akan mencoba meminta makan tersebut dari si jantan,
Proses tersebut berlanjut hingga beberapa hari kedepan bahkan dapat lebih semua tergantung dari burungnya.
Untuk mengetahui apakah mereka dapat akur atau tidak, sesekali kedua dicampur terutama waktu dimandikan di karamba. Jika mereka tidak tengkar, maka dapat dicoba dijadikan satu. Jika masih ada tanda-tanda bertengkar, maka perlu dipisah lagi. Lakukan hal itu sampai burung benar-benar mau dikumpulkan jadi satu tanpa saling serang. Setelah penjodohan selesai, maka kedua burung langsung dimasukkan ke kandang penangkaran.

Masa pengeraman

Seperti halnya penangkaran burung lainnya, cucak ijo membutuhkan lingkungan yang tenang. Paling tidak, harus terbebas dari gangguan predator (kucing, tikus dll). Sementara untuk menghindarkan burung dari serangan penyakit yang berasal dari parasit, maka Anda harus memastikan kandang yang relatif bebas parsit dan serangga pengganggu seperti semut dan kecoak.
Parasit pengganggu burung di penangkaran ada macam-macam. Bila tidak ditangani secara serius, maka akan menyebabkan betina tidak nyaman dalam mengeram. Akibatnya, burung tidak tenang dan selalu turun dari sarang. Bila ini berulang terjadi, maka dipastikan telur tidak dapat menetas karena tidak mendapatkan suhu pengeraman yang stabil. Kadang-kadang, gangguan parasit juga menyebabkan indukan berlaku agresif dan dapat mengobrak-abrik sarang, makan telur sendiri, dan lain-lain.
Selama masa mengeram, ekstra fooding perlu dikurangi dengan tujuan agar kedua burung tidak naik birahinya yang juga sering menyebabkan mereka berlaku agresif baik terhadap pasangan atau pada telur yang sedang dierami.

Setelah usia pengeraman 14 hari, maka telur burung cucak ijo akan menetas. Untuk mengantisipasi masa menetas, maka mulai hari ke-12 pengeraman, Anda perlu meningkatkan jumlah ekstra fooding dan menyediakan kroto sebagai pakan pertama yang akan diberikan indukan kepada anakannya.
Manajemen anakan cucak ijo

Bila telur telah sukses menetas, maka anakan cucak ijo dapat Anda petik antara usia 5-10 hari. Jika kurang dari 5 hari, kondisi burung terlalu lemah dan kadang menyulitkan kita untuk menyuapkan pakan. Sementara bila lebih dari 10 hari, burung telah takut dengan manusia. Akibatnya, mereka takut disuapi dan pada saat yang sama mereka belum dapat makan sendiri. Selanjutnya, ya dapat mati-lah anak-anak cucak ijo.

Anak-anak cucak ijo dapat Anda letakkan di wadah apa saja yang penting ada landasan dengan bahan yang sama dengan yang dibuat untuk membuat sarang di kandang penangkaran. Untuk landasan teratas dapat kita beri kapas agar lembut dan tidak melukai anakan burung. Anakan di wadah khusus itu kemudian dapat Anda letakkan di dalam kotak kayu atau kotak apa saja, dengan diberi lampu penghangat.

Sedangkan untuk pakan anakan cucak ijo yang diambil pada usia 5-10 hari, Anda dapat menyiapkan kroto yang benar-benar bersih dari kotoran dan bangkai semut. Suapkan perlan-pelan dengan alat suap yang dapat Anda buat seperti penjepit yang terbuat dari bambu. Atau Anda dapat membuat dengan bentuk apapun yang penting dapat untuk menyuapkan kroto ke paruh burung anakan. Kroto yang akan Anda berikan, perlu ditetes air sedikit sehingga memudahkan burung anakan untuk menelannya.

Untuk burung-burung di atas usia 7 hari, Anda juga dapat memberikan kroto yang dicampur dengan adonan voer.

Anakan burung pada usia 15 hari ke atas, Anda telah dapat mulai memberikan jangkrik kecil yang dibersihkan kaki-kakiinya, dan dipencet kepalanya. Atau jika untuk pemberian di masa-masa awal, jangan disertakan kaki dan kepalanya. Lebih baik lagi jika Anda dapat memberikan jangkrik yang sedang mabung, yakni masih lembut dan berwarna putih.

Saat anakan burung telah mulai meloncat-loncat kuat di dalam boks sarang, Anda dapat memindahkannya ke dalam sangkar gantung. Hanya saja perlu diingat, dasar sangkar gantung tetap diberi landasan bahan yang sama dengan bahan pembuat sarang. Tujuannya adalah mencegah kaki burung anakan cedera. Sementara untuk tangkringan harus dibuat bertingkat agar burung juga belajar meloncat antar tangkringan.

Sementara itu untuk manajemen indukan pasca anakan diambil, Anda dapat menyetting pakan untuk indukan seperti pada masa pasca penjodohan. Setelah anakan diambil, biasanya 7-10 hari setelahnya, betina mulai bertelur lagi. Hal ini berulang terus dan akan mengalami perubahan saat burung mengalami masa mabung. Mabung pada cucak ijo pada umumnya memang tidak sekaligus bulu ambrol dalam rentang hari yang pendek, tetapi nyulam-nyulam.

Dengan model mabung seperti ini, maka tidak mengherankan masih ada juga cucak ijo yang tetap betelur meski bulu mulai jatuh. Namun demikian, ada juga yang berhenti berproduksi sesaat. Hal ini memerlukan kecermatan Anda untuk memberikan asupan yang bagus untuk burung penangkaran, sehingga meskipun kondisi fisik terlihat tidak fit, tetapi tetap saja mau berproduksi. Lain masalahnya jika proses nyulamnya memang tinggi, yakni bulu banyak sekali yang berjatuhan, maka Anda harus bersabar untuk menunggu burung menyelesaikan masa mabung, rekondisi dan siap lagi berproduksi.

No comments:

Post a Comment